Sebagian
pengantin di hari H berdandan ala setan dengan make up yang menor, lipstick dan
bedak yang tebal. Padahal jika ia tidak berdandan, masih tetap kelihatan cantik
dan tamu pun tidak akan bubar. Kami malah takut jika melihat tampilan pengantin
seperti itu, kenapa tidak berpenampilan apa adanya?Di
antara perintah bagi wanita adalah untuk berdiam di rumah dan tidak berhias
seperti kelakuan orang jahiliyyah. Sebagaimana disebutkan dalam ayat,وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا
تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu
berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).Yang
dimaksud dengan ayat ini adalah hendaklah wanita berdiam di rumahnya dan tidak
keluar kecuali jika ada kebutuhan. Dan di antara kebutuhan adalah mengerjakan
shalat.Sedangkan
yang dimaksud berhias seperti tingkah laku orang Jahiliyyah adalah jika seorang
wanita ke luar di hadapan laki-laki. Demikian kata Mujahid.Maqotil
bin Hayan mengatakan bahwa yang dimaksud berhias diri adalah seseorang
memakai khimar(kerudung)
di kepalanya namun tidak menutupinya dengan sempurna. Dari sini terlihatlah kalung, anting dan lehernya. Inilah yang
disebut tabarruj (berhias
diri) ala jahiliyyah. Silakan kaji dari kitab Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim karya Ibnu Katsir, 6: 183 (terbitan Dar Ibnul
Jauzi).Disebutkan
dalam Tafsir Al Jalalain, wanita yang disebut berdandan ala jahiliyah yang
pertama adalah berdandan yang dilakukan oleh wanita dengan berpendampilan
cantik di hadapan para pria dan ini terjadi sebelum Islam. Sedangkan dalam
Islam, yang boleh ditampakkan disebutkan dalam ayat,وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا
ظَهَرَ مِنْهَا“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya”
(QS. An Nur: 31). Lihat Tafsir
Al Jalalain, hal. 433.Jika
seorang wanita memakai make-up, bedak tebal,
eye shadow, lipstick, maka itu sama saja ia menampakkan
perhiasan diri. Inilah yang terlarang dalam ayat (yang artinya), “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali
yang (biasa) nampak dari padanya”
(QS. An Nur: 31).Ditambah
lagi jika wanita memakai parfum atau wewangian. Dari Abu Musa Al Asy’ary
bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,أَيُّمَا امْرَأَةٍ اسْتَعْطَرَتْ فَمَرَّتْ
عَلَى قَوْمٍ لِيَجِدُوا مِنْ رِيحِهَا فَهِيَ زَانِيَةٌ“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu
melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka
perempuan tersebut adalah seorang pelacur.”
(HR. An Nasa’i no. 5129, Abu Daud no. 4173, Tirmidzi no. 2786 dan Ahmad 4: 414.
Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan
shahih. Sanad hadits ini hasan kata
Al Hafizh Abu Thohir)Kecantikan
wanita seharusnya hanya untuk suaminya atau ia hanya boleh bercantik di
rumahnya, bukan diobral di luar rumah. Karena setiap wanita yang menyenangkan
hati suami dipuji dalam hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
dia berkata,قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ
وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا
يَكْرَهُPernah
ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, “Siapakah
wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya,
mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan
hartanya sehingga membuat suami benci”
(HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa
hadits ini hasan shahih).Ini
semua demi kemaslahatan wanita dan tidak menimbulkan godaan atau fitnah bagi
yang lain ketika di luar rumah.
0 komentar:
Posting Komentar